Pengantar Perspektif Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik dalam Pendidikan di Indonesia
Perspektif
Sosiokultural dalam Pendidikan Indonesia
Aksi
Nyata – Topik 1
Oleh
: Nur Aini Putri
PPG
Prajabatan Gel.2 Tahun 2023
Universitas
Riau
Mulai Dari Diri |
Apa yang Anda pikirkan tentang topik ini sebelum
memulai proses pembelajaran? |
Sebelum memulai proses pembelajaran yang saya
pikirkan tentang topik ini adalah bagaimana perspektif sosial, budaya, ekonomi,
dan politik memberikan pengaruh pada jalannya pendidikan di Indonesia. Selain
itu, saya juga berpikir tentang apa urgensi dalam mempelajari perspektif
sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan di Indonesia sebagai
seorang guru.
Eksplorasi Konsep |
Apa yang Anda pelajari dari konsep yang Anda
pelajari dalam topik ini? |
Dalam topik
ini saya mempelajari beberapa hal diantaranya :
1.
Pendidikan
Masa Kolonialisme
Pada zaman
kolonial masyarakat Indonesia tidak dapat sepenuhnya memperoleh pendidikan,
karena hanya golongan tertentu saja yang dapat mengenyam pendidikan, seperti
golongan bangsawan. Bahkan tujuan pembelajaran pun hanya sebatas menguasai
berhitung dan membaca yang mana dimaksudkan agar dapat membantu
kepentingan bisnis kolonial. Hal tersebut sangat disayangkan dan sangat
menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia belum mendapatkan pendidikan yang
merdeka. Jika dibandingkan dengan masa sekarang, tentu peristiwa tersebut
sangat jauh berbeda, dimana pada masa kini seluruh masyarakat Indonesia dapat
menempuh pendidikan dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
2.
Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik
yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di masa
penjajahan Belanda dan Jepang
Perbedaan faktor ekonomi sangat mempengaruhi
karakteristik konseli ketika diberikan layanan dan pendidikan. Faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik memberikan pengaruh yang begitu besar dan sangat
menentukan arah pembinaan dan pengembangan pendidikan di Indonesia. Sistem
pendidikan nasional harus dibangun dengan memahami keragaman sosial, budaya,
ekonomi dan politik. Kurikulum pendidikan di Indonesia harus membaur dan
disesuaikan dengan faktor sosial, budaya dan ekonomi di Indonesia supaya
pelaksanaannya dapat mewujudkan rasa kebangsaan yang kokoh. Apabila melihat
kembali pada pendidikan dan pembelajaran di masa penjajahan Belanda dan Jepang
terdapat beberapa hal yang mempengaruhi penyelenggaran pendidikan dan
pembelajaran di Indonesia, antara lain:
a.
Penjajahan Belanda:
- Sosial: Adanya
hierarki sosial yang ketat mempengaruhi akses pendidikan. Pendidikan lebih
diprioritaskan bagi golongan bangsawan dan keturunan Eropa. Diskriminasi
terhadap penduduk pribumi, dengan penekanan pada pendidikan yang bersifat
kolonial dan mendukung penguasaan pengetahuan Barat.
- Budaya:
Penanaman nilai-nilai Barat dan penghapusan nilai-nilai lokal dalam sistem
pendidikan. Penggunaan bahasa Belanda sebagai bahasa utama/bahasa pengantar
pengajaran.
- Ekonomi:
Pendidikan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja kolonial, dengan
fokus pada pengembangan keterampilan tertentu yang diinginkan oleh pemerintah
Belanda.
- Politik: Belanda
menjadikan pendidikan sebagai cara untuk mempertahankan dan memperkuat
kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia
b.
Penjajahan Jepang:
-
Sosial: Menekankan
pada nilai-nilai kebangsaan dan disiplin dalam sistem pendidikan.
- Budaya:
Memberlakukan bahasa Indonesia dan menghapus bahasa belanda sebagai bahasa
umum.
- Ekonomi:
Pendidikan diarahkan untuk menciptakan tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan Jepang, terutama dalam konteks persiapan untuk perang.
- Politik:
Pendidikan dijadikan alat untuk mengukuhkan kebijakan penjajahan Jepang,
seperti memerintahkan pelajar Indonesia untuk menyanyikan lagu kebangsaan
Jepang, senam dengan lagu Jepang, serta mengibarkan bendera.
3.
Faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang
mempengaruhi pendidikan masa kini
Pada masa sekarang, masih terdapat faktor-faktor
sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berpengaruh besar pada sistem
pendidikan di Indonesia diantaranya:
- Faktor Sosial:
Terdapat ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi aksesibilitas
pendidikan bagi sebagian masyarakat. Selain itu, masyarakat Indonesia yang
majemuk memerlukan pendidikan yang mencerminkan dan menghargai keberagaman
budaya, agama, dan latar belakang lainnya.
- Faktor Budaya:
Budaya digital dan globalisasi yang memasuki Indonesia turut memengaruhi cara
pendidikan diakses, disampaikan, dan diterapkan.
- Faktor Ekonomi:
Tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia dapat mempengaruhi akses dalam
pendidikan, seperti buku, teknologi, dan tutor tambahan.
- Faktor Politik:
Keputusan dan kebijakan pemerintah dapat memiliki dampak besar pada sistem
pendidikan, termasuk pendanaan, kurikulum, dan evaluasi.
Ruang Kolaborasi | Apa yang Anda pelajari lebih lanjut bersama dengan rekan-rekan Anda dalam ruang kolaborasi? |
Pada
ruang kolaborasi saya dan rekan-rekan saya secara kolaboratif mempelajari
faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari siswa/i di beberapa
daerah di Indoensia dari lima video yang berbeda. Berdasarkan video-video
tersebut, dapat diketahui bahwa faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik
memiliki pengaruh yang besar dalam jalannya pendidikan masyarakat Indonesia. Kemudian
dari pengaruh faktor-faktor tersebut guru berupaya untuk dapat memberikan
pembelajaran yang berpihak kepada siswa yakni dengan mempertimbangkan latar
belakang dan karakteristik siswa, serta menggunakan model pembelajaran yang
tepat untuk diterapkan dalam kondisi sarana prasarana sekolah dan siswa di
kelas. Guru-guru dalam video tersebut juga berusaha untuk terus mempertahankan
motivasi belajar siswa meskipun dikelilingi dengan keterbatasan.
Demonstrasi Kontekstual | Apa hal penting yang Anda pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang Anda jalani bersama kelompok (bisa tentang materi, rekan, dan diri sendiri)? |
Hal
penting yang saya pelajari dari proses demonstrasi kontekstual yang saya jalani
bersama kelompok adalah menuangkan pikiran mengenai pemahaman kami terkait
faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik dalam pendidikan. Disini kami
melatih kemampuan berpikir kritis tentang bagaimana menyelesaikan tantangan pendidikan
yang timbul dari faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Selain itu
wawasan kami juga bertambah mengenai topik ini karena proses bertukar pikiran
yang dilakukan secara berkelompok.
Elaborasi Pemahaman | Sejauh ini, apa yang sudah Anda pahami tentang topik ini? Apa hal baru yang Anda pahami atau yang berubah dari pemahaman di awal sebelum pembelajaran dimulai ? Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? |
Hal yang sudah saya pahami tentang topik ini
Pada
bagian elaborasi pemahaman dipaparkan materi tentang pendidikan
multikulturalisme. Dari pemaparan materi saya memahami bahwa pendidikan multikulturalisme tak
terlepas dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung selama ini.
Pendidikan multikuralisme berorientasi pada keberagaman latar belakang peseta
didik hingga budayanya yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
adil bagi seluruh peserta didik. Dalam menciptakan pendidikan multikulturalisme
maka ada alat psikologi yang digunakan yakni mediasi. Mediasi dapat dibedakan
menjadi mediator manusia seperti keterlibatan guru, orang tua, tutor, dalam
meningkatkan kinerja peserta didik ; dan mediator simbolis yang berupa media
atau metode yang digunakan oleh pendidik dalam memberikan pengajaran kepada
peserta didik. Selain itu,dalam pendidikan multikultural juga memperhatikan
potensi belajar dalam pendidikan yang mencakup pengenalan terhadap potensi,
keunikan, dan bakat peserta didik yang kemudian didukung dan dikembangkan agar
tercapai keberhasilan akademis yang optimal.
Selain itu ada pula teori yang
membahas tentang hal-hal yang memiliki hubungan dengan pendidikan
multikulturalisme, teori tersebut dikenal sebagai teori sosiokultural oleh
Vygotsky. Teori sosiokultural oleh Vygotsky menerangkan bahwa perkembangan
kognitif dibangun dari interaksi dan nilai-nilai budaya. Teori sosiokultural
ini mencakup dua konsep utama yakni sebagai alat psikologi dan mediasi.
-
Alat
psikologis yang dimaksud ialah merujuk pada segala bentuk simbol, konsep, atau
perangkat yang digunakan dalam melakukan interaksi. Alat psikologis mencakup
bahasa simbol matematika, teknologi, budaya. Contohnya, dalam konteks
pembelajaran, bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dan alat psikologis yang
membantu tiap individu memahami dan memproses informasi yang diberikan.
-
Mediasi
merujuk pada interaksi peran perantara alat psikologis dalam membantu individu
menyelesaikan tugas dan tantangan yang sulit diatasi tanpa bantuan. Contohnya,
guru sangat dibutuhkan untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan
keterampilan dan pemahamannya.
Kontribusi konsep tersebut dalam teori pembelajaran dan pengajaran dapat dilihat pada zona proximal pembelajaran (ZPD) dimana hal tersebut mengacu pada tingkat perkembangan aktual dan potensial individu yang dapat dicapai dengan bantuan guru atau sesama siswa sebagai mediator untuk membantu individu mencapai potensi maksimalnya. Hal ini juga merujuk pada pentingnya interaksi sosial (mediasi) dan peran bahasa dalam pembelajaran (alat psikologis).
Hal baru yang saya pahami atau yan berubah dari pemahaman awal sebelum pembelajaran dimulai
Pada tahap ini saya memahami bahwa pembelajaran multikultural tidak terlepas dari jalannya proses pendidikan hal ini dikarenakan setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Sebelum saya mempelajari materini saya tidak begitu memikirkan tentang faktor multikultural atau sosiokultural namun ternyata faktor tersebut mempunyai pengaruh yang besar dalam kelancaran jalannya pendidikan di Indonesia.
Hal yang ingin dipelajari lebih lanjut.
Saya ingin mempelajari tentang bagaimana cara yang tepat utuk mengeksekusi pembelajaran multikuluralisme ini secara nyata. Karena setiap daerah, lingkungan, atau sekolah tentu memiliki tantangan tersendiri oleh karena itu penting bagi saya untuk mempelajari hal ini lebih dalam lagi.
Koneksi Antar Materi | Apa yang Anda pelajari dari koneksi antar materi baik di dalam mata kuliah yang sama maupun dengan mata kuliah lain? |
Pembelajaran
sosiokultural secara garis besar mengacu pada kesadaran suatu individu terhadap
faktor sosial, budaya, lingkungan, ekonomi, dan politik yang mempengaruhi
pendidikan. Tujuan dari mempelajari materi ini ialah agar guru dapat mengetahui
tantangan dan solusi yang harus dilakukan terkait faktor-faktor tersebut,
membantu guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sosial budaya
dan latar belakang siswa, serta sebagai alat psikologis dan mediasi dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Koneksi materi
ini dengan mata kuliah lain diantaranya:
-
Pada
mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia hubungannya dilihat pada pemikiran Ki
Hadjar Dewantara (KHD) yang mana peserta didik berhak memperoleh pendidikan
sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alamnya. Oleh karena itu dengan
mempelajari pendidikan sosiokultural ini pendidik dapat mengetahui tindakan yang
tepat untuk merealisasikan pemikiran KHD.
-
Pada
mata kuliah pemahaman peserta didik dan pembelajaran hubungannya dilihat pada
keadaan bahwa peserta didik mempunyai latar belakang yang beragam oleh karena
itu pendidik harus memahami karakteristik setiap pesertadidik agar dapat
memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
-
Hubungan
dengan mata kuliah pembelajaran berdiferensiasi adalah dengan memahami konsep
pembelajaran sosiokultural maka pendidik dapat mengetahui apa yang diperlukan
oleh peserta didik. Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang
mana menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan belajar peserta didik yang
beragam.
-
Hubungan
dengan mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen adalah keberagaman latar
belakang peserta didik perlu diperhatikan untuk merancang pembelajaran,
asesmen, dan materi yang akan diterapkan, melalui pembelajaran sosiokultural
pendidik dapat memahami dan terbantu dalam merancang pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik.
Aksi Nyata | Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru? Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya? Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal? |
Apa manfaat pembelajaran ini untuk kesiapan Anda sebagai guru?
Manfaat yang saya dapatkan dari pembelajaran ini untuk kesiapan saya menjadi guru adalah saya menjadi tahu bahwa pendidikan sosiokultural/pendidikan multikultural sangat penting untuk diterapkan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan keadaan lingkungan belajar peserta didik sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Selain itu, saya juga harus siap dalam menjadi mediator bagi peserta didik untuk membantu mereka mengembangkan pengetahuannya.
Bagaimana Anda menilai kesiapan Anda saat ini, dalam skala 1-10? Apa alasannya?
Menurut saya, kesiapan diri saya berada di skala 7. Alasannya karena melalui pembelajaran materi di topik ini saya memperoleh pengetahuan tentang faktor-faktor sosiokultural yang mempengaruhi jalannya pendidikan. Namun, untuk implementasi secara nyata saya menyadari bahwa saya perlu banyak waktu untuk dapat mengaplikasikan teori pada situasi yang akan saya hadapi secara langsung seperti dalam hal mengamati latar belakang peserta didik dan kesiapan belajarnya.
Apa yang perlu Anda persiapkan lebih lanjut untuk bisa menerapkannya dengan optimal?
Menurut
saya, yang perlu saya siapkan lebih lanjut untuk dapat menerapkan teori secara
optimal ialah dengan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baik di
lingkungan perkuliahan ataupun dengan praktek pengalaman lapangan di sekolah. Berdiskusi
dengan guru-guru berpengalaman juga sangat diperlukan agar dapat menambah
wawasan tentang tantangan serta solusi yang harus dilakukan pada setiap
kemungkinan yang akan terjadi.